Tempat Berbagi Cerita...

Aku menyukai warnanya, dan efek yang ditimbulkannya. Coba saja berfoto di kala senja, maka akan menghasilkan siluet diri. Asli, tapi tak tampak utuh secara visual. Senja menghasilkan tampilan fisik yang tak berwarna. Aku menyukainya. Senja, siluet, hitam yang kumaknai adalah menjaga. Menjaga dari sosok kesempurnaan, karena memang manusia tak sempurna. Entah apa yang kutulis. Aku hanya menyukainya, dan aku harus menuangkannya. Sampai ketemu dengan senja berikutnya. :) 

Entah sejak kapan aku menyukai warna jingga dan langit senja. Jingganya matahari pagi seolah2 menghangatkan jiwa2 yang terlelap, memberi semangat sebelum beraktivitas, dan menyampaikan salam gembira untuk selalu tersenyum.  Aku juga suka jingganya senja sore. Warnanya mendamaikan, seolah2 dia memang meninggalkan kedamaian, memastikan penduduk bumi yang lelah aktivitas seharian, untuk beranjak kemb ali ke peraduan. Jingga kala senja, perpaduan dua siklus yang berbeda.. seolah2 memastikan bahwa dia tidak pernah pergi meninggalkan kita. Kalaupun pergi, dia hanya sementara... minta izin menyinari belahan bumi yang lain dan membiarkan kita beristirahat untuk sementara. Jingga dan senja, selalu hadir dalam waktu yang singkat. Tau kenapa? Karna dia ingin memastikan bahwa tiap orang harus melakukan yang terbaik di tiap kesempatan. Maha Besar Allah yang menciptakan kesempurnaan keseimbangan alam semesta.