Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2012

Ini Bukan Galau

By: Irdha Diah Kenapa pekerjaanku selalu tertunda? Adakah yang tahu? Karena aku masih menyimpan ragu. Individual ini terasa kuat sekali, namun di sisi lain "mendahului kelompok" itu lebih dominan ternyata. Kedua hal yang kuat sama-sama egois. Dan akhirnya apa yang terjadi? Kebingungan, malas, bahkan lepas dari tanggung jawab. Itu yang terjadi. Namun di saat-saat seperti itulah muncul berbagai motivasi, dorongan, dan dukungan datang silih berganti. Hatiku masih menolaknya. Aku tidak perlu itu. Tidak perlu itu. Tidak perlu semuanya. Aku merasa hanya perlu sekedar saja. Jangan berlebihan. Jangan banyak pihak. Karena itu membuatku lemah. Merasa dibutuhkan. Merasa tinggi. Tidak. Aku tidak ingin menjadi pribadi yang demikian. Makanya. Rasa jenuh ini datang. Buat pamflet, buat release kegiatan. Aku memang belum terbiasa. Namun harus kuakui bahwa aku harus melakukannya. bukan harus. namun WAJIB! Karena aku sadar tidak ada yang mau bergerak. Semua han

Empat Sekawan

Gambar
Sudah setahun aku tinggal di Semarang, namun belum semua tempat terkunjungi olehku. Hingga suatu saat teman SMA ku semasa di Medan yang kuliah di Bogor, berkunjung ke tempatku. Selasa pagi dia sampai hingga Jumat tak ku bawa kemanpun. Hanya dikamarku selalu tidur, dan melakukan aktivitas ringan. Kasihan melihatnya. Tapi mau gimana lagi? Karena menunggu temanku yang satunya dari Solo. Jumat siang yang dari Solo datang. Malam harinya, untuk pertama kalinya 4 orang anak akselerasi gen 6 kumpul. EMPAT. Biasanya hanya bertiga, aku, Aurum, dan Abud.  Keesokan harinya, perjalanan dimulai. Lawang Sewu Perjalanan dimulai di Lawang Sewu, berlanjut ke Masjid Agung Jawa Tengah, hingga Sam Poo Kong... Masjid Agung Jawa Tengah (tampak depan) Masjid Agung Jawa Tengah (tampak atas) ^_^ Semoga perjalanan ini tidak berakhir disini ya teman-teman...

Mutiara dan Pasir

Alkisah, Seorang pemuda yang baru lulus kuliah mengalami perasaan sangat tertekan dan putus asa karena sulitnya mencari kerja sehingga ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menenggelamkan dirinya ke tengah laut, ketika dia sampai di pantai dilihatnya seorang tua yang ramah dan bijaksana yang kemudian mengajaknya berbicara sampai si pemuda tersebut mengutarakan niatnya bunuh diri dan alasannya. Kemudian orang tua tersebut minta sang pemuda melihat apa yg dilakukannya, orang tua tersebut membungkuk mengambil segenggam pasir dan kemudian melemparkannya kembali kebawah, seketika pasir tersebut melebur dan menjadi satu dengan pasir lainnya yang ada dibawah, lalu kata orang tua tersebut kepada si pemuda “cobalah kamu ambil pasir yang tadi saya lemparkan ke bawah”, dan si pemuda keheranan dan berkata “mana mungkin saya dapat mengambil pasir tersebut karena pasir tersebut telah berbaur dan menjadi satu dengan pasir lainnya”, si orang tua tersebut tersenyum dan kemudian mengambil s