Semuanya Berproses
Malam dunia. Hari ini banyak hikmah kudapat dari perjalanan penuh di siang hari teriknya Kota Medan.
Semua bermula dari perjalanan rumah menuju tempat tujuanku hari ini. Sepanjang perjalanan saja, aku melewati 2 proyek pembangunan. Medan lagi gencarnya "mbangun" guys. Dalam hati menggerutu. Macetnya, panasnya, debunya. π€Naik angkot lagi. Pandanganku akhirnya berhenti pada sosok pengendara sepeda motor di sebelah angkotku. Astaghfirullah. Dia aja yang naik motor, kuat. Rela tangannya kena terik matahari, wajahnya yang kemasukan debu dari celah helm, serta kaki yang kuat menyangga beban dirinya serta kendaraannya karna bolak balik berhenti-maju sedikit dan perlahan.
Pandangan kuedarkan lagi ke jalan yang sedang dibeton. Teringat lagi matkul yang kupelajari waktu kuliah. Semua berproses. Dan menuju proses gak semudah yang dibayangkan, gak secepat yang kita inginkan.
Lewat proyek satunya lagi, proyek underpass. Satu per satu ruko pinggir jalan kuperhatikan, teras dan halamannya berkurang. Dari situ aku sadar lagi, menuju pembangunan untuk banyak orang, kita juga harus berkorban. Berkorban terhadap apa yang kita miliki.
Begitulah, semuanya berproses. Manusia aja berproses menuju kebaikan, apalagi kota tempat kita tinggal dan melakukan segala aktivitas. Jadi pelajaran sih, melalui sebuah tempat yang menyebalkan, gak harus menggerutu melulu. Siapa tau pemerintah lagi mikirin perencanaan terbaik untuk tempat itu, atau pemerintah lagi proses sosialisasi ke warga, atau ada para planner yang lagi merancang konsep terbaik untuk kenyamanan warga kota, atau pihak-pihak yang sedang rapat dan negosiasi terkait sesuatu dan atau atau lainnya. Stay positive guys. Semuanya berproses. π
Termasuk tulisan ini. Tadinya gak niat bikin tulisan begini, tapi setelah merenungi kejadian hari ini menjelang tidur, inget sebuah pesan dari seseorang yang kutemui hari ini. "Menulislah." Mau mulai nyoba lagi. Tentunya untuk menulis harus banyak baca ya. Terus banyakin ngamati lingkungan sekitar. Itulah sebabnya aku suka keluar walau hanya menikmati macetnya perjalanan. π
Udah ah segini aja. Udah malem ikan bobok. Eh salah, akunya yang mau bobok. Dedek di perut masih lasak sih tapi mata emaknya udah gakuat. π
Semoga kita semua juga berproses menuju perbaikan diri dan kehidupan.
Selamat malam. π
Semua bermula dari perjalanan rumah menuju tempat tujuanku hari ini. Sepanjang perjalanan saja, aku melewati 2 proyek pembangunan. Medan lagi gencarnya "mbangun" guys. Dalam hati menggerutu. Macetnya, panasnya, debunya. π€Naik angkot lagi. Pandanganku akhirnya berhenti pada sosok pengendara sepeda motor di sebelah angkotku. Astaghfirullah. Dia aja yang naik motor, kuat. Rela tangannya kena terik matahari, wajahnya yang kemasukan debu dari celah helm, serta kaki yang kuat menyangga beban dirinya serta kendaraannya karna bolak balik berhenti-maju sedikit dan perlahan.
Pandangan kuedarkan lagi ke jalan yang sedang dibeton. Teringat lagi matkul yang kupelajari waktu kuliah. Semua berproses. Dan menuju proses gak semudah yang dibayangkan, gak secepat yang kita inginkan.
Lewat proyek satunya lagi, proyek underpass. Satu per satu ruko pinggir jalan kuperhatikan, teras dan halamannya berkurang. Dari situ aku sadar lagi, menuju pembangunan untuk banyak orang, kita juga harus berkorban. Berkorban terhadap apa yang kita miliki.
Begitulah, semuanya berproses. Manusia aja berproses menuju kebaikan, apalagi kota tempat kita tinggal dan melakukan segala aktivitas. Jadi pelajaran sih, melalui sebuah tempat yang menyebalkan, gak harus menggerutu melulu. Siapa tau pemerintah lagi mikirin perencanaan terbaik untuk tempat itu, atau pemerintah lagi proses sosialisasi ke warga, atau ada para planner yang lagi merancang konsep terbaik untuk kenyamanan warga kota, atau pihak-pihak yang sedang rapat dan negosiasi terkait sesuatu dan atau atau lainnya. Stay positive guys. Semuanya berproses. π
Termasuk tulisan ini. Tadinya gak niat bikin tulisan begini, tapi setelah merenungi kejadian hari ini menjelang tidur, inget sebuah pesan dari seseorang yang kutemui hari ini. "Menulislah." Mau mulai nyoba lagi. Tentunya untuk menulis harus banyak baca ya. Terus banyakin ngamati lingkungan sekitar. Itulah sebabnya aku suka keluar walau hanya menikmati macetnya perjalanan. π
Udah ah segini aja. Udah malem ikan bobok. Eh salah, akunya yang mau bobok. Dedek di perut masih lasak sih tapi mata emaknya udah gakuat. π
Semoga kita semua juga berproses menuju perbaikan diri dan kehidupan.
Selamat malam. π
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAku bru liat blog mba irdhaaπππ
BalasHapusBaguss baguss
aku baru liat komen efriii hehehhe. waktu itu lagi iseng fri. >.<
HapusBgus bgt
BalasHapusterima kasih ^_^
Hapus