Perkembangan Bahasa Anak

Hanan, anak pertamaku, sussaaaah banget ngomongnya. Padahal lingkungan sekitarnya pada bawel, banyak cerita, banyak berkisah, tapi entah kenapa Hanan belum lancar. Dia mau ngomong cuma kalo dia bener-bener butuh banget dan gak ada yang mau nanggepin. Memang sih kita gak boleh bandingin dia sama anak lainnya karena tiap anak beda-beda kan, tapi di umurnya yang 2 tahun waktu itu, kata yang diucapkannya belum banyak, walau dia ngerti apa yang kita bilang. 
Sampe kemarin itu, pernah datangin dokter anak. Nanya kenapa ini anak belum lancar ngomong ya. Beliau cek, periksa semua anatomi tubuhnya. Mulut, gigi, telinga, kepala, dan apa yang dirasa perlu. Beliau bilang semua fisiknya normal, dipanggil juga noleh, nyahut. Tapi ya itu, kalo disuruh bilang sesuatu dia gak mau, lebih milih ngangguk, geleng, atau nunjuk yang dia minta. 
Waktu lagi asik konsultasi, eh si anak ini bersenandung di kursinya. Spontan dokter bilang kalo ini anak bisa, tapi kitanya aja yang harus fokus. Fokus sama dia, jangan langsung kasih apa yang dia minta melalui aba-aba atau tunjukannya. Buat dia bilang apa yang dia mau. Ajarkan lagi pelan-pelan soal nama benda, nama-nama orang terdekat, dan kalo dia nunjuk sesuatu, buat dia bilang mau apa. Jauhkan gadget dan tontonan untuk sementara. Dokter nyaranin untuk pantau terus sampai umur 3 tahun. Kalau 3 tahun masih belum ada perkembangan baru wajib dibawa lagi untuk dicek kemudian, apakah perlu terapi dan tindakan lainnya. Tapi dokter nyemangatin sih, kalau ini anak pasti bisa tanpa terapi. 
Sepulang dari dokter kami berdua bertekad, untuk fokus ke perkembangan bicara Hanan. Berkorban sementara dari tontonan, gadget, demi anak. Aku dan suami sering searching info gimana tips dan trik biar anak lancar bicara. Disitulah teringat punya temen yang lagi kuliah S-2 Psikologi. Awal berkabar tanggal 31 Desember 2019, dan dibales 1 Januari 2020. Disitulah semua bermula.... Diskusi soal spech delay, stimulasi apa yang bisa dibuat, gimana kasus yang selama ini dia temui, dan banyak kisah lah. Dia yang punya pengalaman di puskes bilang juga kalo akhir-akhir ini banyak juga nemui kasus ini. Efek kemajuan teknologi juga kali ya. Banyak ortu yang ngeluh soal keterlambatan bicara si anak. 
Emang sih ada yang bilang "gausah lebay deh, ntar si anak juga bisa sendiri kalo udah waktunya". Trus ada lagi ucapan "jangan membanding-bandingkan anak kita sama orang lain, kan tiap anak beda-beda". Iya memang, tapi sebagai orang tua kan gak ada salahnya kita mendatangi, konsultasi, diskusi dengan yang ahli di bidangnya, biar sama-sama belajar. Karena menjadi orang tua itu gaada sekolahnya. Belajarnya ya sama anak sendiri, sama pasangan sendiri, dengan saling memadukan ilmu yang berkaitan. Gak saklek ada kurikulumnya begini begitu. 
Kata temen aku, secara ilmunya usia 2 tahun memang udah bisa deteksi dini speech delay, tapi perlu asesmen lebih lanjut sih apakah itu memang speech delay atau karena masalah lain. Speech delay itu sendiri bisa dari banyak penyebab kayak genetik, masalah stimulasi, atau hambatan di perkembangan lain kayak motorik halus, motorik kasar, sosialisasi, perkembangan bahasa, komunikasi, dan lain-lain. Karena gadget juga bisa sih jadi penyebab di era sekarang. Di diskusi kita berdua, dia banyak kasih info, rangsangan stimulus, tips yang banyak soal hal ini. Pokoknya berterima kasih kali sama temenku satu ini. Soal apa yang perlu distimulasi, berikut aku lampirkan fotonya ya. 
Sumber: Pedoman Pelaksanaan
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Sumber: Pedoman Pelaksanaan
Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak 
di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar

Itu sih yang biasa jadi stimulasi perkembangan. Temenku bilang sih coba dulu selama 3 minggu ini.  Intinya sih perbanyak stimulasi, ajak ngobrol, ajak main bareng, dan lainlain deh. Bisa juga bentuk stimulasinya dengan cara:
  • dibacakan buku bergambar, 
  • nunjukin gambar-gambar di buku (orang, hewan, bunga, buah, kendaraan, dll) sambil disebutin namanya, minta anak untuk ngulangi. Dicoba yang gampang dulu aja macem mata, nama-nama tubuh, orang terdekat. 
  • setiap anak mau coba niru atau berhasil ngulang apa yang kita bilang, kasih pujian
  • sering ajak bicara dengan kalimat pendek, jelas, mudah ditiru. 
  • rajin sikat gigi karena bisa jadi stimulasi untuk gerakin mulut
Semua tips dan rangsangan stimulasi ini perlu didiskusikan dengan suami, orang tua, mertua, keluarga, dan yang ngasuh anak kita jadi bisa konsisten stimulasinya. 

Itu tadi stimulasi dan tipsnya ya, habis itu gimana Hanannya? Kapan mulai bisa lancar ngomong? Alhamdulillah sebulan dua bulan dari diskusi itu mulai nambah sedikit-sedikit sih kosakatanya. Eh sekarang anaknya ceriwis bijak gitu. Sekarang udah bisa nyanyi, hafal doa makan doa tidur, pokoknya buat semua takjub deh. Bayangin dia yang dulu susaaaah banget sampe bikin keluarga khawatir. Jadi buat yang baca tulisan ini, yang anaknya, adeknya, ponakannya, cucunya, keluarganya, anak temennya ngalamin hal yang sama, segera dipantau ya, difokusin, dan distimulasi. Semua insyaAllah bisa kok, karena setiap anak itu cerdas, unik sesuai porsinya. 
Ohya, kalau ada yang mau berbagi seputar hal ini boleh juga, silahkan tinggalkan komentar yaa....

Sekian ceritaku hari ini. 

Salam dari Lubuk Pakam. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akselerasi-a generasi 6 SMA Plus Al-Azhar Medan

Dari Sebel Jadi Kangen

Secuplik Kisah tentang Program dan Perencanaan