Manusia Baru

Aku bukan seorang manusia yang baru lahir dari rahim seorang ibu.
Bukan juga manusia yang baru berganti jenis kelamin.
Namun aku adalah manusia yang berhijrah.
Selalu berharap kesucian ini abadi.
Hingga dunia berakhir dan berganti dengan alam yang abadi.

Cinta membuatku begini.
Bukan cinta horizontal, namun cinta vertikal.
Dengan keseluruhan nafasku mengharap ridho-Nya.
Inginnya langkah kakiku membuat bunga-bunga tersenyum.
Nyanyian senduku membuat burung berkicau.
Hafalan-hafalanku membuat matahari cerah.
Tangis penyesalanku membuat awan mendung dan meneduhkan hati dengan rintiknya hujan.

Cinta.
Hanya itu yang bisa kutulis sekarang.
Bukan baru ini saja aku jatuh cinta.
Sudah lama.
Lama sekali.
Jauh sebelum aku keluar dari rahim ibuku.

Cinta.
Ini bukan pertama kalinya.
Namun ini sebuah UPGRADING dan REFRESHING.
me-refresh hati.
Upgrading iman dan takwa.
Mempertajam logika.

Aku yang sekarang.
Mencintai Rabb-ku di atas segalanya.
Aku menemui jiwaku seutuhnya.

Saat raga tak mampu menghadapmu.
Hati ini tetap mengingat, berdzikir.

Inginnya jiwa ini tetap merindumu.
Merasakan sejuknya angin syurgawi.
Memandang alam yang sungguh indah tak terbayangkan di sana.

Inginnya jiwa ini selalu merindumu wahai Suri Tauladanku.
Aku yang menangis sedih mendengar kisah-kisahmu.
Andai aku dapat bertemu denganmu nanti.
Sanggupkah aku melihat teduhnya wajahmu?

Hati yang dihinggapi rasa keindahan.
Tak akan habisnya kata yang tertuang.

Hati yang disucikan oleh cinta abadi.
Tak akan pernah bosan aku menjawab panggilan-Mu.

Aku begini bukan karena ditinggal oleh orang-orang yang kucintai.
Bukan karena sedang dikucilkan.
Bukan karena sedang dihina caci maki.

Hatiku sendu, sepi, sedih.
Mengingat betapa banyak dosaku tertimbun.
Sedangkan tabungan pahalaku masih dapat dihitung berapa jumlahnya.

Hatiku pilu
Mengingat betapa terlupanya aku bersyukur, bertasbih, berdzikir memuja-Mu.

Wahai kawanku di dunia.
Inilah aku.

Secercah cahaya itu menghampiriku.
Membuatku semakin cinta kepada Al-Quddus.
Al-Muhaimin, peliharalah diriku, keluargaku, dan sanak saudara serta kaum muslimin
yang rela mengorbankan segalanya di jalan-Mu.

Tak habis rasanya kata-kata yang ingin tertuang.
Namun kemampuanku terbatas.
Untuk saat ini.


Semarang, 29 Maret 2012. 23.52 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hakikat dan iman kepada kitab Allah

Secuplik Kisah tentang Program dan Perencanaan

Waktu yang Terus Berjalan