Kesan Studio Perencanaan Wilayah dan Kota

Studio perencanaan wilayah dan kota adalah mata kuliah yang merupakan gabungan dari studio perencanaan wilayah dan studio perencanaan kota. Jadi di mata kuliah ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan wilayah dan perencanaan kota. Mata kuliah studio perencanaan wilayah dan kota hampir sama dengan mata kuliah sebelumnya, yaitu studio proses, perencanaan wilayah, dan perencanaan kota, karena memang mata kuliah ini gabungan dari ketiganya. Yang membedakan hanyalah tingkat kedalaman pembahasan dan output yang dikeluarkan. Jika pada studio proses mahasiswa hanya menyelesaikan masalah dengan preskripsi, di studio perencanaan wilayah dan kota ini mahasiswa sudah sampai pada tahap memberikan indikasi program, hingga tahap design block plan  di kawasan perkotaan.

Mata kuliah studio perencanaan wilayah dan kota ini mengambil wilayah perencanaan di Kabupaten Wonogiri. Wilayah perencanaan ini sama dengan wilayah perencanaan ketika mahasiswa belajar mata kuliah studio proses. Alasan dari pengambilan wilayah studi yang sama adalah mahasiswa dapat dengan mudah melengkapi data yang sudah diperoleh sebelumnya. Kemudian mahasiswa dapat lebih mudah mengenali wilayah studi secara mendalam. Karena mata kuliah studio perencanaan wilayah dan kota ini memiliki komponen besar, jadi mahasiswa dituntut untuk menguasai wilayah studi dalam waktu yang relative singkat.

Mata kuliah ini memiliki dua komponen besar yang menjadi konsentrasi, yaitu praktek perencanaan dalam dimensi wilayah (supra-urban) dan praktek perencanaan yang lebih berorientasi spasial dalam dimensi wilayah perkotaan. Praktek perencanaan dalam dimensi wilayah berkaitan dengan aspek lokasi dari kegiatan ekonomi. Hal ini akan mendorong terciptanya suatu perbaikan kegiatan ekonomi yang terpadu dalam ruang wilayah dengan basis keterhubungan dengan wilayah lain. Praktek perencanaan dalam dimensi wilayah ini dilakukan dengan cara memahami isu wilayah, melakukan analisis wilayah, dan menyusun preskripsi perencanaan wilayah. Praktek perencanaan dalam dimensi perkotaan difokuskan pada perencanaan fisik yang berorientasi pada ruang. Karena kota merupakan pusat aktifitas perekonomian yang bernilai strategis sehingga diperlukan alokasi yang tepat karena ruang perkotaan memiliki karakter khusus. Dan yang menjadi tantangan adalah pertumbuhan penduduk yang terjadi di ruang perkotaan sehingga berdampak pada kebutuhan ruang yang lebih besar dari sebelumnya sesuai kebutuhan jumlah penduduk tersebut.

Praktek perencanaan dalam dimensi wilayah dilakukan untuk merencanakan struktur ruang wilayah yang merupakan kerangka tata ruang wilayah yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki. Rencana struktur ruang wilayah ini memiliki dampak pada distribusi jumlah penduduk yang direncanakan. Karena distribusi penduduk ini akan mengarahkan perkembangan pusat-pusat permukiman di Kecamatan Nguntoronadi sehingga pusat permukiman akan tersebar secara lebih merata. Sedangkan praktek perencanaan yang berorientasi spasial dalam dimensi perkotaan dilakukan untuk merencanakan struktur ruang perkotaan yang merupakan kerangka sistem pusat pelayanan perkotaan yang berhierarki. Perencanaan ini diharapkan dapat memberikan arahan peletakan jaringan sarana dan prasarana di perkotaan sesuai dengan distribusi penduduk dan jumlah penduduk yang direncanakan.

Pengalaman individu terhadap mata kuliah ini adalah saya mendapatkan banyak hal dari aspek kewilayahan dan perkotaan yang diaplikasikan di wilayah studi. Dalam prosesnya, saya dapat mengenali masalah dan isu di wilayah studi, potensi yang ada di wilayah studi, bagaimana keterkaitan antar aspek di wilayah studi, hingga keterhubungan wilayah studi dengan wilayah lain yang ada di sekitarnya. Dalam mata kuliah ini juga memberi proses bagi saya untuk mengenali dan membedakan aspek kewilayahan dan aspek perkotaan hingga cara memberikan perencanaan di kedua komponen tersebut. Dimana spesifikasi di kedua komponen berbeda. Seperti yang telah disebutkan diatas, kewilayahan memiliki aspek lokasi dari ekonomi, sedangkan perkotaan difokuskan pada perencanaan fisik karena merupakan pusat aktifitas dan ekonomi dari suatu wilayah. Proses dalam mata kuliah ini bukan hanya terjadi pada substansi mata kuliah, namun berproses juga dalam kerjasama antar tim. Dalam penyusunan rencana berupa rencana pembangunan dan pengalokasian jaringan sarana dan prasarana tentu tidak dapat dilakukan secara individu, butuh saran dan masukan dari beberapa pihak sehingga dalam penyusunan terdapat perbedaan pendapat. Mata kuliah ini mengajarkan bagaimana mahasiswa harus mempertimbangkan segala pendapat dari berbagai pihak untuk kemudian sesuai dan cocok diimplementasikan terhadap wilayah studi masing-masing. Hingga akhirnya tujuan, sasaran dan target serta indikasi program dibuat untuk mendukung program perencanaan wilayah dan kota di wilayah studi.

Saya adalah anggota kelompok 5 yang mendapat wilayah studi Kecamatan Nguntoronadi. Setelah berjalannya mata kuliah studio perencanaan wilayah dan kota selama satu semester, tentu menjadikan saya berproses seperti yang diharapkan dari substansi mata kuliah tersebut. Saya sebagai individu yang sadar akan tugas perencana dan mengerti akan proses untuk menuju ke tahapan tersebut. Dan tentunya saya menjadi paham akan potensi dan masalah yang ada di wilayah studi. Potensi yang ada di Kecamatan Nguntoronadi banyak, seperti potensi alam, potensi dalam kegiatan ekonomi seperti industri-industri yang berpotensi dan ada di hampir seluruh desa di Kecamatan Nguntoronadi.

Satu desa yang membuat saya berkesan adalah Desa Semin, yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Nguntoronadi. Desa yang ternyata memiliki banyak potensi dan sudah mendapat penghargaan di tingkat nasional. Desa dengan ketahanan pangan mandiri dan dapat menciptakan berbagai inovasi sehingga mampu menarik minat masyarakat luar untuk mengunjungi desa tersebut. Dan pengetahuan ini saya dapatkan dari mata kuliah studio perencanaan wilayah dan kota. Desa yang menarik dengan kemauan masyarakatnya untuk bersama-sama membangun potensi di desa mereka. Pada dasarnya desa ini tidak memiliki potensi alam apapun, dan dengan kemauan masyarakatnya dalam menciptakan potensi sendiri sehingga menjadi desa yang sekarang. Potensi ini seperti penanaman sayuran di polybag yang ada di setiap halaman rumah warga. Selain itu potensi di desa ini adalah buah naga organik yang menjadi ciri khas desa tersebut. Dan buah naga yang ada ditanam di setiap pekarangan rumah warga. Dari sinilah awal mula modal penghargaan ketahanan pangan mandiri dan memiliki potensi lokal.

Potensi Desa Semin tidak berhenti hanya di desanya, ternyata potensi tersebut memberi dampak terhadap wilayah sekitarnya. Hal ini dapat dilihat pada desa sebelahnya, yaitu Kelurahan Beji yang sekarang sudah mulai menanam sayuran dan buah naga di pekarangan rumah warga. Walaupun belum sekonsisten di Desa Semin, Kelurahan ini juga mempunyai potensi yang sama dengan Desa Semin tersebut. Jadi dampak dari pengembangan lokal dapat dirasakan bukan hanya terhadap wilayahnya sendiri, namun juga berdampak pada wilayah sekitarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akselerasi-a generasi 6 SMA Plus Al-Azhar Medan

Dari Sebel Jadi Kangen

Secuplik Kisah tentang Program dan Perencanaan