Pemuda di Negeriku…

Tulisan ini kubuat ketika aku benar-benar terganggu dengan suara di luar kamar. Suara langkah kaki yang berlari disertai teriakan, tawa, jeritan, dan sebagainya. Ditambah lagi suara air keran yang disemprotkan. Kutebak ini adalah acara ulang tahun. Atau acara apa pun itu, aku tak peduli. Karna ketika kulihat jam, waktu menunjukkan pukul 11.30PM. Sudah ditegur beberapa kali, tapi tetap saja tak dihiraukannya.
Hal ini bukan hanya terjadi sekali. Belum ada seminggu juga, hal ini terjadi lagi. Hanya saja, waktu itu tidak selarut ini, tapi tetep aja. Mengganggu kententraman warga. “Kok kesannya gak ada sikap saling menghargai ya?” Menghargai orang lain yang sedang istirahat.
Oh negeriku Indonesia, apakah kini engkau sudah krisis pemuda yang peduli? Pemuda yang saling menghargai tetangga, pemuda yang merasa malu? Pemuda yang……..ah. Tak sanggup lagi ku menanyakannya. Entahlah. Padahal waktu aku masih Sekolah Dasar, sering muncul cerita yang mengandung nilai moral. Tapi mungkin mereka sekarang telah tumbuh dewasa, telah lupa pada nilai-nilai yang dulu dipelajarinya waktu Sekolah Dasar. Tergerus oleh jaman, ketika usianya terus bertambah.
Egois. Satu kata yang baru kutemukan setelahnya. Pemuda yang tadi kulihat diluar memiliki sikap ini. Tak salah kan? Mereka hanya memikirkan kebahagiaan mereka sendiri tanpa memikirkan kondisi orang lain. Dengan suara tawa mereka, langkah kaki mereka, dan semua keributannya tentu mengganggu banyak rumah yang berada disekitarnya.
Miris. Satu kata yang muncul dalam hatiku. Aku tahu, beberapa tahun ke depan generasi merekalah orang-orang yang menjadi pemimpin bangsa ini. Tapi kalau masih seumuran gini sudah mengganggu ketentraman warga, apakah ketika menjadi pemimpin dia mampu menjadi penentram hati warganya? Menjaga keamanan masyarakatnya?
Ha. Cerita ini bukan menjelekkan pemuda masa kini yang tingkahnya sesuka hati. Hanya mengkritisi mereka-mereka yang sukanya memikirkan diri sendiri. Bagaimana jika mereka besar nanti? Ini hanya satu contoh kecil kawan. Masih banyak cerita sejenis ini di belahan bumi Indonesia yang lain.
Tapi tenanglah. Aku yakin, Indonesia masih menyimpan harta karunnya. Berlian dan mutiara yang masih tersembunyi didalam kerang dan berada di dasar laut. Aku tahu mereka sedang diasah, dilatih, dan ditempa sebelum keluar pada waktunya. Mutiara yang nantinya akan membawa perubahan bangsa menjadi yang lebih baik. Aku yakin.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akselerasi-a generasi 6 SMA Plus Al-Azhar Medan

Dari Sebel Jadi Kangen

Secuplik Kisah tentang Program dan Perencanaan